Minggu, 26 April 2015

Surat Untukmu

Hai, kekasihku... Maksudku mantan kekasihku...
Apa kabarmu? Pasti saat ini kamu lagi bahagia. Bahagia menjalani hidup barumu dengan dia yang kini resmi menjadi milikmu.
Aku juga disini baik-baik saja, dan aku rasa lebih baik lagi daripada dulu.

Aku mendengar kabarmu hendak mempersunting seorang wanita disana. Itu adalah 2 kabar untukku. Kabar baik dan kabar buruk.
Kabar baik karena kamu saat ini telah temukan bahagiamu. Kabar buruknya aku tak bisa lagi memilikimu. Huh sudahlah, jalan takdir mungkin begini.

Kamu pernah memintaku untuk hadir di pernikahanmu. Aku ingin sekali hadir di pesta bahagiamu, tapi harusnya kamu tau, aku tak akan kuat menahan kesedihanku. Menahan air mata untuk tak menetes dipipi.

Mantan kekasihku,
Aku mengenalmu tak sebentar. Aku melewati waktu bersamamu cukup lama meskipun aku dan kamu terpisah jarak yang cukup jauh.

Mantan kekasihku,
Aku melewati masa bersamamu dengan kepedihan. Rasa sakit yang kau gores terlalu banyak dan hati aku ini masih sulit untuk sembuh dari luka lama.

Mantan kekasihku,
Aku mengenalmu. Aku tau sifatmu meski tak banyak. Aku hanya ingin kamu bahagia, aku ingin kamu bisa menjaga perasaannya, aku ingin kamu bisa tetap setia bersamanya tanpa ada orang lain yang kau pikirkan.
Aku ingin kamu menjaganya, melindunginya, menemaninya tanpa kau tinggalkan sedetikpun.
Jaga dia, wanita yang kau pilih menjadi pendamping hidupmu.

Mantan kekasihku,
Aku tau kamu. Kamu yang dewasa dan memiliki tanggung jawab.
Kamu telah memilihnya, aku mohon cobalah untuk bisa mencintainya. Untuk bisa menyayanginya dan hanya dirinya tanpa ada siapapun lagi termasuk aku.

Mantan kekasihku,
Do'a ku untuk kebahagiaan kalian selalu ku panjatkan. Selalu ku sebut untuk kebahagiaanmu.
Semoga bahagia bersamanya. 
Aku turut bahagia bersama kebahagiaanmu..

Dariku, wanita masa lalumu.
MD.

Rabu, 22 April 2015

Flasback

Satu kata yang mungkin ingin dihindari tapi tak bisa aku pungkiri keberadaannya. Satu kata yang ingin aku buang saja dari kehidupan ini.
Flashback. Kata itu, membuatku seolah kembali ke masa lalu.
Masa lalu yang sangat suram. Aku benci dengan kata ini.
Dia mengingatkanku padanya. Laki-laki yang membuat hati ini penuh dengan luka. Yang mengenalkan aku betapa sakitnya saat mencinta , tanpa dicinta.
Bodohnya aku begitu larut dalam perasaan dan membuatku sangat mencintainya saat itu.
Aku mencintainya selalu setiap detik, setiap menit, setiap jam, bahkan seiring bertambahnya hari rasa ini padanya begitu semakin menggebu.
Nunu Purnama Nugraha. Laki laki dengan beda usia 7tahun 7hari entah berapa jam. Kita pernah membuat satu tanggal begitu Indah bagiku, entah baginya.
17 November 2013.
Tanggal itu masih ku ingat hingga detik ini. Bahkan semua yang pernah kita lalui aku masih mengingatnya dan mungkin akan selalu diingat entah hingga kapan.

Tapi sekarang, semua hanyakah tinggal kenangan yang tak akan pernah terjadi lagi.

Goodbye my dear, semoga bahagia bersamanya.
Do'aku menyertaimu hingga kapanpun.
Tapi rasa yang aku punya akan aku paksa buang jauh meski hati belum mampu melepasmu bersamanya.

Terimakasih untuk semuanya. 6bulan tanpa pengakuan, setahun berjuang sendirian tapi kamu memilih dia yang saat ini akan menjadi pendampingmu, menjadi Ibu dari anakmu nanti.

Bahagialah. Aku akan tersenyum melihatnya :)

Senin, 20 April 2015

20April. NuPuNu.

Kamu tau malam ini aku menangis lagi karenamu? Aku menangis karena aku mendengar suaramu yang aku rindukan sejak lama.
Aku pun menangis karena kamu mengingatkan aku pada beberapa memory yang sengaja aku pendam dan tak ingin aku ingat lagi.
Malam ini kau bilang padaku. Kau masih menyayangiku. Kau tau aku sakit  mendengarnya? Aku sakit.
Mengapa baru kali ini disaat kita memang sudah terpisah jauh dan sulit untuk bersatu kau sering ucap kata sayang padaku.
Kemana kau saat itu?
Kemana kau saat aku masih disampingmu?
Kemana?
Bahkan adapun kau abaikan aku.
Kamu tau betapa sakit aku menanggung semua perasaan ini sendiri? Aku pikir kamu tau.

Malam ini kau hadir. Memberi kabar entah bahagia entah duka. Mungkin kabar bahagia untukmu, entah untukku.
Kau akan menikah dengan gadis pilihanmu.
Tanggal 20Juli nanti.

Aku tau dia lebih sempurna dibanding aku. Dia lebih punya segalanya dibanding aku.

Dan aku? Hanya manusia yang tersisih dan akan tak tau bagaimana nasib hidup aku nanti.

Aku senang. Ikut bahagia atas kebahagiaanmu.
Aku pun ikut tersenyum meski hati ini luka parah.

Semoga bahagia bersamanya. Bersama Wanita pilihanmu yang sebentar lagi menjadi pendamping hidupmu sehidup semati. Aku selalu mendo'akanmu.

*dariku, wanita yang tak pernah kau anggap ada dalam hidupmu.

Senin, 06 April 2015

Ditinggal Nikah

Mungkin ini terlalu drama buat mereka yang ga tau apa awalnya. Tapi memang ini seperti kisah drama yang memilukan.
Aku juga ga ngerti, kenapa ini bisa terjadi sama aku. Sama kisah cinta aku. Dan ini aku harap pertama dan terakhir mengalami hal ini.
Aku pernah mencintai seseorang. Bisa dibilang tampan , mapan, keren, manis dan baik. Aku kira dia benar baik. Ternyata... Dia begitu jahat dan tega melukai hati aku ini.
Aku masih ingat. Saat aku masih bersamanya. Sedikit sekali bahagia yang aku rasa.
Makan hati aku dibuatnya.
Tapi, aku berusaha bersabar. Mencoba mempertahankan hubungan yang retaknya sudah melebar. Mencoba mempertahankan sesuatu yang belum pernah aku coba. Karena dengannya aku bisa merasakan semua.
Ada masanya aku bersama dia yang ku puja tertawa bersama meski hanya diujung telpon. Aku bahagia dan aku menjadi yakin bahwa dialah yang akan menjadi imamku kelak.
Aku melupakan luka yang dia goreskan. Aku melupakan kesalahannya yang meninggalkanku demi wanita lain. Aku selalu memaafkan.
Hingga akhirnya aku kembali dari perantauan. Aku kembali menuruti permintaannya. Tapi apa? Aku tetap dicampakan olehnya.
Tepat dimalam pergantian tahun, dia menghubungiku melalui whatsapp. Dia meminta ku untuk kembali. Dia berjanji tak akan melepasku dan mengajakku untuk menikah.
Aku bilang "aku gak mau nikah muda, umurku masih 18 dan kalaupun aku menikah, iti diatas 20tahun"
Sebenarnya aku hanya ingin tau, sejauh mana dia benar serius.
Aku menantinya datang sendiri ke rumah tanpa aku minta. Aku menanti ucapannya yang katanya "serius" padaku.
Namun nyatanya dia tak datang. Dan datang pada ku 2 bulan setelah itu memberiku kabar bahwa dia akan menikah dengan wanita lain. Dengan pilihannya.
Disitu aku merasa hancur. Aku sedih dan tangisku tahan hanya karena aku tak ingin menangis lagi untuknya.

Aku hanya berdo'a. "Terimakasih Tuhan, keinginan dia untuk menikah terlaksana. Dia akan bahagia dengan wanitanya, dan aku pasti akan jauh lebih bahagia disini meski tanpa dia".

Untuknya yabg semoga membaca curahan hati ini.
Hanya aku titip padamu, jangan menyakiti lagi hati wanita. Cukup aku yang merasakan sakit hati terlebih karena mu. Aku harap dirimu disana bahagia. Do'a ku selalu menyertai dirimu dan kebahagiaanmu.
Selamat menempuh hidup baru, Kekasihku...